This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 25 Mei 2014

Tugas KKPI edit Foto Photoshop


Obat Flu dan Batuk

Obat sakit flu dan batuk banyak sekali macamnya. Obat flu adalah salah satu primadona pabrik obat dan iklan media. Makanya daftar obat berikut mungkin sangat populer namanya di benak Anda. Flu atau batuk pilek (common cold, colds) lazim dijadikan sebutan bagi semua keadaan yang menimbulkan batuk, bersin, hidung tersumbat, pilek, demam, ataupun sakit kepala (Azwar, 2005).
Di kalangan kedokteran, mereka dikelompokkan ke dalam infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Flu disebabkan oleh 30 jenis virus, antara lain virus influenza. Penyakit ini akan sembuh sendiri bila tidak terjadi penyulit. Flu tidak sama dengan influenza yang disebabkan bentuk lain dari virus influenza, yang mampu menyebar dengan cepat dan luas, mewabah, mengenai jutaan orang dan bisa berakhir dengan kematian (Azwar, B., 2005,Bijak mengonsumsi obat flu, Kawan Pustaka, Tangerang).
Bagaimana pengobatannya?
Sesungguhnya tidak ada pengobatan yang khusus untuk flu. Secara umum yang perlu diperhatikan adalah istirahat yang cukup, banyak minum, dan menjaga keseimbangan makanan. Obat flu hanya diberikan untuk mengatasi keluhan yang nyata. Sesuai dengan keluhan dan gejalanya, obat flu yang beredar di masyarakat baik tunggal maupun kombinasi memiliki khasiat sbb:
  1. analgesik/pain killer/pelerai rasa sakit untuk sakit kepala, tenggorokan kering, nyeri otot, dan demam
  2. dekongestan, untuk mengatasi bersin dan melapangkan hidung yang tersumbat
  3. anti-alergi
  4. obat batuk, baik bersifat antitusif atau ekspektoran (Azwar, 2005).
Untuk analgesik, sudah di bahas pada posting ini.
Sumbatan hidung pada pilek disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kapiler akibat bendungan (congestion). Bendungan dapat dibuka oleh obat yang dapat menciutkan pembuluh darah (decongestion). Obat yang digunakan disebut dekongestan. Dekongestan yang digunakan berasal dari golongan agonis alfa yang menyebabkan pembuluh darah melebar itu menciut sehingga hidung bebas dari sumbatan (Azwar, 2005).
Di setiap penggunaan dekongestan selalu tertulis peringatan untuk tidak menggunakannya bersama penghambat monoamin oksidase (MAO inhibitor). MAO digunakan dalam pengobatan antidepresi. MAOI berkerja dengan dengan menghambat suatu proses enzim sehingga terjadi peningkatan kadar hormon adrenalin si penguasa adrenergik, yang menyebabkan tekanan darah naik. Karena sama-sama adrenergik, makanya tidak boleh digunakan bersama-sama karena akan mengakibatkann peninggian tekanan darah (Azwar, 2005).
Pseudoefedrin dan fenilpropanolamin (PPA) adalah obat yang sering digunakan sebagai dekongestan (pelapang) hidung. Pseudoefedrin dan PPA adalah zat adrenergik, sama seperti halnya amfetamin nenek moyang ekstasi dan sabu-sabu. Meminum pseudoefedrin tidak akan menaikkan tekanan darah tetapi masih cukup untuk merangsang jantung. Menurut Badan POM, dosis maksimal adalah 30 mg per takaran (Azwar, 2005) .
Fenilpropanolamin (PPA) dinyatakan terlarang di AS karena dapat menimbulkan stroke. Di AS, PPA juga sering digunakan sebagai pelangsing karena efek sampingnya menurunkan nafsu makan. Pelarangan ini diikuti oleh Malaysia dan Singapura. Bagaimana dengan Indonesia? Melalui kesepakatan para profesor di Indonesia dan sesudah melalui penelitian, Badan POM tetap mengizinkan dengan catatan bahwa dosisnya harus diturunkan dari 25 mg per takaran menjadi 15 mg per takaran. Amankah PPA? Baca penjelasan lengkapnya di sini, kita tanya Prof Zullies Ikawati.
Antihistamin yang sering dijumpai pada obat flu adalah klorfeniramin maleat (CTM), termasuk dalam keluarga etanolamin (suatu anihistamin penghambat reseptor H1). Bagaimana mekanisme aksinya? Baca ulasan berikut ini tentang hipersensitivitas tipe I. Intinya adalah adanya reaksi yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh terhadap gangguan luar, baik makanan, obat, maupun udara dingin. Salah satu alat serang yang dilepas tubuh ke dalam pembuluh darah adalah histamin yang menyebabkan kontraksi atau menciutnya berbagai alat vital seperti bronkus dan usus, serta peningkatan sekresi mukus atau lendir dan resistensi saluran nafas (Azwar, 2005).
Antihistamin, dapat mengentalkan dahak sehingga menyulitkan kerja ekspektoran, bisa mengatasi penyempitan bronkus tetapi tidak cukup kuat untuk menjadi bronkodilator, mempunyai sifat kolinergik sehingga bisa menimbulkan kesukaran pada buang air kecil. CTM dapat menetralkan histamin yang dilepaskan oleh tubuh, tetapi tidak semua penyakit alergi bisa disembuhkannya. CTM efektif terhadap gatal-gatal, bersin, dan ingus jika disebabkan oleh penyakit alergi. CTM jarang dijual dalam bentuk tunggal. CTM sering menimbukan mulut kering dan gangguan buang air kecil. Gejala lainnya dapat berupa mual dan muntah sehingga obat ini harus diminum sesudah makan (Azwar, 2005).
Dextrometorfan adalah suatu antitusif (penekan batuk), bekerja sentral dengan meninggikan ambang refleks batuk. Hampir sama kuat dengan kodein, tidak menimbulkang gangguan saluran cerna dan kantuk.
Ekspektoran adalah obat untuk merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas, contoh adalah gliseril guaikolat.
Berikut ulasan singkat obat-obat yang sering dipakai masyarakat (disusun secara alfabetis).
Allerzin Syrup
ALLERZIN syrup (5 ml) mengandung Prornethazine HCI sebanyak 5 mg. Digunakan untuk pengobatan pada berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Karena sifat sedatifnya, maka untuk pemakaian obat ini dapat menimbulkan rasa agak mengantuk, mirip CTM.
Bodrex Flu dan Batuk
Komposisi: parasetamol 500 mg, pseudoephedrine HCl 30 mg, dextromethorphan HBr 12 mg. Indikasi : meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk. Analisis: parasetamol bekerja sebagai antipiretik (pengurang demam) dan analgetik (pelerai rasa sakit kepala), pseudoefedrin (bukan PPA yang digunakan) sebagai dekongestan (hidung tersumbat), dekstrometorfan sebagai antitusif (penekan batuk).
Coparcetin
Isi kandungannya adalah : parasetamol 500 mg, gliseril guaiakolat 100 mg, efedrin-HCl 8 mg, CTM (klorfeniramin maleat) 2 mg. Sedangkan dalam bentuk sediaan sirup, tiap 5 ml mengandung: parasetamol 120 mg, gliseril guaiakolat 50 mg, efedrin HCl 4 mg, CTM (klorfeniramin maleat) 1 mg.
Coparcetin adalah obat untuk influenza, batuk pilek, salesma, bronkitis, asma dan saluran nafas. Ada dalam 2 bentuk sediaan yaitu kaplet dan sirup. Untuk sirup sendiri ada untuk dewasa dan anak-anak (Caporcetin Kid Cough). Aturan pakai untuk dewasa adalah 3 x sehari 1 kaplet, anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari 1/2 kaplet. Untuk sediaan sirup, anak 2-6 tahun: 3-4 x sehari 1/2 -1 sendok takar (5 ml); 6-12 tahun: 3-4 x sehari 1/2 -1 sendok takar (5 ml).
Analisis: parasetamol dan efedrin idem di atas. Gliseril guaikolat adalah ekspektoran (pelancar dahak), CTM sebagai antialergi.
Decolgen
Setiap tablet mengandung: parasetamol 400mg, fenilpropanolamin HCI 12,5 mg, dan klorfeniramin maleat 1mg (update 15 jan 13)
Dorbigot (Nufarindo)
Komposisinya parasetamol 500 mg dan N-acetylcysteine (NAC) 200 mg. Indikasi meringankan batuk berdahak dan menurunkan demam yang menyertai influenza. Mekanisme kerja? NAC adalah salah satu ekspektoran juga lho.
Flumeco
Komposisi Paracetamol 650 mg, fenilpropanolamina HCL 15 mg, dekstometorfan Hbr 15 mg, klorfeniramina maleat 2 mg. Indikasi: Meringankan gejala sakit kepala, nyeri otot, bentuk kering, pilek dan rasa hidung tersumbat serta bersin-bersin, meenurunkan demam yang menyertai influenza. Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun: sehari 3-4 x 1 kaplet; anak 6-12 tahun: 3-4 hari ½ kaplet atau sehari 3 x 2 sdth sirup
Intunal F
Komposisi per tablet : Parasetamol 500 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg, Deksklorfeniramini maleat 2 mg, Dekstrometorfan HBr 15 mg, Gliseril guaiakolat 50 mg. Menghilangkan gejala-gejala demam, flu, sakit kepala. Analisis: parasetamol, dekstrometorfan, gliseril guaikolat idem di atas. Tidak digunakan CTM tapi Deks-CTM, apa bedanya? Sama saja, sama-sama antialergi.  Untuk dekongestan dipakai Fenilpropanolamin HCl 15 mg (tidak 25 mg). Obat ini antitusif di gabung dengan ekspektoran (dekstro vs GG).
Inza
Tiap tablet mengadung : Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCI 30 mg, Klorfeniramina Maleat 1 mg. Efek samping: mengantuk, gangguan pencernaan, isomnia, gelisah, eksitasi, tremor, takikardi, aritmia ventrikel, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih. Penggunaan dosis besar dan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati. Jika dibandingkan dengan Decolgen, dosis di Inza rata-rata 2x lipat, kecuali parasetamol 6x lipat).
Neozep Forte
Komposisi Phenylpropanolamine HCl 15 mg, parasetamol 250 mg, salisilamid 150 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg, ascorbic acid (vitamin C) 25 mg. Indikasi: pilek, rinitis alergika & rinitis vasomotor, sinusitis, flu, hidung berair, hay fever (demam disebabkan kepekaan terhadap rumput kering) dan gangguan nasofaringeal lain.
Analisis: salisilamid adalah bentuk lain dari salisilat, selain juga sodium salisilat (suatu garam salisilat). Perbedaannya terletak pada kekuatannya (potensi). Asam asetilsalisilik adalah bentuk yang terkuat, sedangkan salisilamid adalah bentuk terlemah. Di Neozep Forte sudah ada parasetamol, tapi mengapa masih menggunakan salisilamid dalam komposisinya ya? Mungkin ini strategi dalam mengurangi dosis parasetamol yang hanya 250 mg saja, sehingga efek hepatotoksiknya turun, sementara supaya efeknya tetap sama makanya di tambah dari salisilamid (yang potensinya cukup lemah). Ada apa juga dengan Vitamin C pada komposisi ini? Vitamin C adalah suatu vitamin penting, antioksidan, meningkatkan metabolisme yang dibutuhkan pada kondisi-kondisi flu.
Panadol Cold dan Flu
Merek baru perluasan dari Panadol biru, dengan bintang iklan ganteng Afghan, pelantun lagu Terima Kasih Cinta. Kemasannya adalah warna hijau, berbeda dengan merek baru lainnya yaitu Panadol Extra yang berwarna merah. Panadol Cold & Flu mengandung kombinasi dari parasetamol 500 mg, pseudoefedrin HCI 30 mg, dan dekstrometorfan HBr 15 mg, yang berguna untuk demam/meringankan rasa sakit, dekongestan dan antitusif.
Analisis: Parasetamol adalah derifat non-narkotik dari para aminophenol yang berkhasiat analgesik dan antiperetik. yang timbul karena efek selektif alat persepsi rasa sakit pada talamus dan hipotalamus di susunan saraf pusat. Panadol Cold & Flu dapat di gunakan pada penderita yang sensitif terhadap asetosal, atau gangguan saluran pencernan, pendarahan lambung. Pseudoefedrin HCI merupakan dekongestan nasal yang dapat diberikan per oral. Pseudoephedrine HCl bekerja merangsang reseptor alpha adrenegrik yang menimbulkan vasokonstriksi kongesti selaput lendir yang menyertai rinitis alergik, koriza akut, sinusitis dan penyakut saluran nafas lainnya. Dextromethorpan HBr, merupakan penekan batuk non-narkotik.
Paracetin Syrup
Tiap 5 ml sirup mengandung : Parasetamol 120 mg, gliseril guaiakolat 30 mg, efedrin-HCl 3 mg, klorfeniramin maleat (CTM) 0,5 mg. Indikasi: Influenza, demam, bersin-bersin, pilek, sakit kepala dengan batuk.
Paramex Flu dan Batuk
Komposisi : Propifenazon 150 mg, Parasetamol 250 mg, Deksklorfeniramini maleate 1 mg, Kafein anhidrat 50 mg. Indikasi: Sakit kepala, migren, sakit gigi, nyeri menstruasi, flu, reumatisme, neuralgia (nyeri saraf) dan skiatika (pinggang pegal, linu panggul), demam.
Analisis: di kemasan tertulis kontraindikasi: pasien dengan penyakit ginjal tidak boleh minum obat ini, hal ini karena propifenazone bisa membuat toksik pada ginjal. Propifenazon (propilantipirin) adalah derivat fenazon tanpa daya antiradang dengan sifat sama. Di AS, penggunaan obat dari keluarga fenazon diawasi dengan ketat (Ganiswara, 2003). Resiko agranulositosis lebih ringan. Beberapa obat sakit kepala yang mengandung propifenazon adalah Ultraflu, Bodrex Migra, dan Saridon.
Paramex juga mengandung kafein. Kafein merupakan stimulan sistem syaraf pusat yang dapat memperlihatkan sifat-sifat tertentu seperti stimulasi jantung, diuretik, dan relaksasi otot polos. Kombinasi parasetamol-kafein dapat meningkatkan efikasi analgesik. Ketika minum obat yang ada kafein-nya, minumlah sedikit mungkin minuman lain yang mengandung kafein, (misal: kopi, teh, cola; 1 cangkir kopi = 100 mg kafein), sebab kafein yang terlalu banyak menyebabkan gelisah, iritabilitas, sukar tidur dan jantung berdebar. Kafein juga bisa menyebabkan ketagihan.
Obat sakit kepala lain yang mengandung kafein: Bodrex Migra (50 mg), Neuralgin (50 mg), Saridon (50 mg), Panadol Extra (65 mg), Puyer 16 bintang 7 (50 mg). Berapakah maksimal sehari konsumsi kafein? 300 mg di bagi menjadi 3 dosis. Untuk panadol Extra disarankan sehari maksimal 2 saja. Apa beda Bodrex dan Bodrex Migra? Bodrex biasa isinya 600 mg parasetamol, 50 mg kafein. Sedangkan Bodrex Migra isinya 350 mg, kafein 50 mg, propifenazon 150 mg. Dengan maraknya obat sakit kepala yang mengandung kafein, Dumin (mereknya si Actavis) datang dengan iklan parasetamol tanpa kafein.
Sanaflu
Indikasi: Meringankan gejala flu. Tiap 5 ml sirop sanaflu plus: Parasetamol 120 mg, dekstrometorfan-HBr 7,5 mg, fenilpropanolamina HCI 3,5 mg; Tiap kaplet sanaflu: Parasetamol 500 mg, fenilpropanolamin HCl15 mg.
Stop Cold Tablet
Indikasi: meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin yang disertai batuk. Per tablet berisi: Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg, Klorfeniramini Maleat 2 mg, Gliseril Guaiakolat 50 mg.
Tera F
Indikasi untuk meringankan gejala flu seperi demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk.  Tiap tablet mengandung : parasetamol  650 mg, gliseril guaiakolat 50 mg, fenilpropanolamin HCl 15 mg, chlorpheniramine maleate 2 mg. Komentar: Parasetamol tergolong tinggi di banding merek yang lain, 650 mg (lainnya 500 mg).
Termorex Plus
Indikasi: menghilangkan gejala flu yang disertai dengan demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Per 5 mL mengandung: Parasetamol 120 mg, Pseudoefedrin HCl 7,5 mg, Gliseril Guaiakolat 25 mg, Klorfeniramini Maleat 0,5 mg.
Tremenza
Indikasi menghilangkan gejala-gejala flu. Ulasanlebih lengkap baca di sini.
Trifed
Indikasi :pengobatan gejala-gejala yang berhubungan dengan pilek, sinusitis, dan kondisi alergika. Tiap 5 ml mengandung Triprolidin HCl 1,25 mg, Pseudoefedrin HCl 30 mg. Obat ini sebenarnya mirip benerremenza, namun sepertinya harganya lebih murah.
Tuzalos
Indikasi: Gejala-gejala flu seperti batuk, demam. Anelgesik (pengurang rasa sakit), antipiretik (penurun panas), antitusif dan nasal dekongestan. Tiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg, Dekstrometorfan HBr 10 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg, CTM (Klorfeniramin maleat) 1 mg.  Anak-anak usia kurang dari 6 tahun, ibu hamil dan menyusui harap berhati-hati menggunakan obat ini.
Ultraflu
Indikasi: untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin. Tiap tablet mengandung : acetaminophenum/prasetamol 600 mg, phenylpropanolamin HCl 15 mg, chlorpheniramini maleas 2 mg.
Semoga bermanfaat dan lekas sembuh.

Rabu, 21 Mei 2014

Latihan Soal KKPI (BLOG)

Sabtu, 17 Mei 2014

F.A.Q on Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)

What is coronavirus?

Coronaviruses are a large family of viruses that cause illness in humans and animals. In people, coronaviruses can cause illnesses ranging in severity from the common cold to Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
The novel coronavirus, first detected in April 2012, is a new virus that has not been seen in humans before. In most cases, it has caused severe disease. Death has occurred in about half of cases.
This new coronavirus is now known as Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). It was named by the Coronavirus Study Group of the International Committee on Taxonomy of Viruses in May 2013.
Where are MERS-CoV infections occurring?
Nine countries have now reported cases of human infection with MERS-CoV. Cases have been reported in France, Germany, Italy Jordan, Qatar, Saudi Arabia, Tunisia, the United Arab Emirates, and the United Kingdom. All cases have had some connection (whether direct or indirect) with the Middle East. In France, Italy, Tunisia and the United Kingdom, limited local transmission has occurred in people who had not been to the Middle East but who had been in close contact with laboratory-confirmed or probable cases.
How widespread is MERS-CoV?
How widespread this virus may be is still unknown. WHO encourages Member States to continue to closely monitor for severe acute respiratory infections (SARI) and to carefully review any unusual patterns of SARI or pneumonia. WHO will continue to share information as it becomes available.
What are the symptoms of MERS-CoV?
Common symptoms are acute, serious respiratory illness with fever, cough, shortness of breath and breathing difficulties. Most patients have had pneumonia. Many have also had gastrointestinal symptoms, including diarrhoea. Some patients have had kidney failure. About half of people infected with MERS-CoV have died. In people with immune deficiencies, the disease may have an atypical presentation. It is important to note that the current understanding of illness caused by this infection is based on a limited number of cases and may change as we learn more about the virus.
What is the significance of the recent finding of MERS-CoV in a camel?
On 11 November, the Ministry of Health of Saudi Arabia announced that MERS-CoV had been detected in a camel linked to a human case in Saudi Arabia. This finding is consistent with previously published reports of MERS-CoV reactive antibodies in camels, and adds another important piece of information to our understanding of MERS-CoV ecology. However, this finding does not necessarily implicate camels directly in the chain of transmission to humans. The critical question that remains about this virus is the route by which humans are infected, and the way in which they are exposed. Most patients who have tested positive for MERS-CoV had neither a human source of infection nor direct exposure to animals, including camels. It is still unclear whether camels, even if infected with MERS-CoV, play a role in transmission to humans. Further genetic sequencing and epidemiologic data are needed to understand the role, if any, of camels in the transmission of MERS CoV to humans.
How do people become infected with this virus?
We do not yet know how people become infected with this virus. Investigations are underway to determine the source of the virus, the types of exposure that lead to infection, the mode of transmission, and the clinical pattern and course of disease.
How is the virus being transmitted to humans?
We still do not know the answer to this question. It is unlikely that transmission of the MERs-CoV to people occurs through direct exposure to an infected camel, as very few of the cases have reported a camel exposure. More investigations are needed to look at the recent exposures and activities of infected humans. WHO is working with partner agencies with expertise in animal health and food safety, including FAO, OIE and national authorities, to facilitate these investigations. Many technical organizations are offering their expertise to assist ministries responsible for human health, animal health, food, and agriculture. Investigation protocols and guidelines for dealing with new cases are available on the WHO website.
>Latest information on MERS-CoV infections/font>
Should people avoid contact with animals or animal products?
Because neither the source of the virus nor the mode of transmission is known, it is not possible to give specific advice on prevention of infection. Contact with any obviously sick animals (including birds) should be avoided, and basic hygiene measures taken, especially frequent hand washing and changing of clothes and shoes or boots, after handling animals or animal products. Sick animals should never be slaughtered for consumption. The consumption of raw or undercooked animal products, including milk and meat, carries a high risk of infection from a variety of organisms that might cause disease in humans. Animal products processed appropriately through cooking or pasteurization are safe for consumption but should also be handled with care, to avoid cross-contamination with uncooked foods. Other hygiene measures include avoiding unwashed fruits or vegetables, and drinks made without safe water.
Are bats the source of the virus?
MERS-CoV has recently been found to be genetically related to a virus identified in bats from Southern Africa. But there is no definitive evidence that MERS-CoV originates in bats.
Can the MERS-CoV persist in the environment?
We do not yet know the answer to this question. Some types of environment are better suited for persistence of certain viruses but we still do not know exactly how well and under what conditions MERS-CoV may persist in the environment.
Can the virus be transmitted from person to person?
Yes. We have now seen multiple clusters of cases in which human-to-human transmission has occurred. These clusters have been observed in health-care facilities, among family members and between co-workers. However, the mechanism by which transmission occurred in all of these cases, whether respiratory (e.g. coughing, sneezing) or direct physical contact with the patient or contamination of the environment by the patient, is unknown. Thus far, no sustained community transmission has been observed.
Is there a vaccine or treatment for MERS-CoV?
No. No vaccine is currently available. Treatment is largely supportive and should be based on the patient’s clinical condition.
How many people have been infected by MERS-CoV?
Latest information on cases
Are health workers at risk from MERS-CoV?

Yes. Transmission has occurred in health-care facilities, including spread from patients to health-care providers. WHO recommends that health-care workers consistently apply appropriate infection prevention and control measures.
Infection prevention and control during health care for probable or confirmed cases of novel coronavirus (nCoV) infection - pdf, 164kb 
Interim guidance

How is WHO responding to the emergence of MERS-CoV?
Since the emergence of this virus, WHO has been working under the International Health Regulations to gather scientific evidence to better understand this virus and provide information to Member States. For this purpose, WHO convened the first international meeting on MERS-CoV in Cairo in January 2013.
On 19-22 June, WHO convened a second meeting in Cairo to discuss advances in scientific research and the international response to MERS-CoV. On 5 July, WHO announced it would convene an Emergency Committee under the International Health Regulations (2005). This Committee will advise the Director-General as to whether this event constitutes a Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). The Committee may also offer advice to the Director-General on public health measures that should be taken.
WHO is also working with affected countries and international partners to coordinate the global health response, including the provision of updated information on the situation, guidance to health authorities and technical health agencies on interim surveillance recommendations, laboratory testing of cases, infection control, and clinical management.
What is WHO recommending that countries do?
WHO encourages all Member States to enhance their surveillance for severe acute respiratory infections (SARI) and to carefully review any unusual patterns of SARI or pneumonia cases. WHO urges Member States to notify or verify to WHO any probable or confirmed case of infection with MERS-CoV.
Current recommendations for surveillance
Has WHO recommended any travel or trade restrictions related to this new virus?

No. WHO does not recommend any travel or trade restrictions with respect to MERS-CoV. WHO will continue to review all recommendations as more information becomes available.
Source : World Health Organization url : http://www.who.int/csr/disease/coronavirus_infections/faq/en/

MERS-CoV, DIKENALI UNTUK DIHINDARI DAN DIWASPADAI


You are here

Satu lagi jenis penyakit baru yang muncul dan berpotensi menjadi epidemi global, MERS-CoV. Apa itu MERS CoV? Seperti apa gejala-gejala yang ditimbulkannya? Dan, pencegahan apa saja yang dapat Anda lakukan guna menghindari penyakit ini? Meski belum ada laporan mengenai jatuhnya korban di Indonesia, MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) tetap harus diwaspadai, terutama pada jemaah haji yang baru saja kembali dari Arab, negara asal munculnya penyakit ini.
MERS-CoV sendiri disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. Karena itu, gejalanya pun tak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat.
Penyebaran Virus Corona
Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya.
Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain kelelawar, unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering kelelawar yang terinfeksi.
Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS.
Penanganan MERS-CoV
Karena masih tergolong sebagai penyakit baru, belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Meski begitu, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh Anda.
Misalnya, sebelum Anda berangkat naik haji, jaga kebugaran tubuh dengan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup. Setidaknya, ini akan membantu tubuh Anda menjalankan perannya dalam menangkal serangan virus. Cara lain, gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan tempat Anda tinggal.
Namun, bagaimana jika virus ini sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama seperti kasus kanker, kuncinya adalah penanganan yang cepat dan tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat sehingga lambatnya penanganan diberikan akan semakin meningkatkan angka kematian akibat penyakit ini.
Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya difokuskan pada penanganan akan komplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV. (BPC)

Kamis, 15 Mei 2014

Smartphone Canggih

Smartphone Canggih Berbasis Arduino Buatan Anak B…: http://youtu.be/US4P-_QQa88

HP Android Paling Canggih di Dunia

HP Android Paling Canggih di Dunia Smartphone Top…: http://youtu.be/HoffU-h1Bfo

TOP IT

http://news.detik.com/read/2014/05/14/225218/2583041/727/sukses-transformasi-sistem-it-garuda-indonesia-raih-top-it-award-2014

Selasa, 06 Mei 2014

2012 Toyota Prius Plug-in Hybrid - Car Tech

Manfaat Khasiat Kencur Untuk Kesehatan Dan Kecantikan

Berikut ini adalah manfaat dan khasiat kencur untuk kesehatan, kecantikan dan juga bermanfaat bagi pengobatan tradisional ubtuk berbagai macam penyakit.

Sebagai obat teradisional, kencur merupakan salah satu komponen yang sangat tekenal. Zaman dulu, Kencur sangat lazim digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Kencur sangat lajim digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Kencur juga biasa digunakan sebagai obat kembung dengan cara ditumbuk atau langsung dikunyah. Manfaat lain dari kencur adalah sebagai obat penghilang rasa capek setelah beraktifitas. Kencur juga digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disenteri, tonikum, ekspekatoran, masuk angin, dan sakit perut.

Secara umum, manfaat kencur bukan hanya sebagai obat teradisional (jamu), tapi kencur juga bisa dimanfaatkan pada industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, dan rempah.

Manfaat dan Khasiat Kencur:

Sebagai bumbu dapur, kencur merupakan tanaman yang telah dikenal dalam khasanah masakan teradisional masyarakat indonesia. Sementara sebagai tanaman obat, kencur juga dikenal sebagai obat radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, diare, menghilangkan darah kotor, mempelancar haid, mata pegal, keseleo, dan menghilangan lelah. dan juga manfaat kulit manggis

Berikut ini beberapa ramuan sederhana yang menggunakan kencur untuk menanggulangi beberapa gangguan kesehatan yang umum kita alami.

a.) Obat Batuk
Ambil beberapa buah kencur, kupas kulitnya, dan parut. peras, ambil sarinya dan saring. tambahkan sedikit madu dan bubuhkan beberapa tetes air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari sampai batuk menghilang. Resep ini lebih diutamakan jika diminum saat penyakit belum parah.

b.) Keseleo
Ambil satu rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air. Lumatkan kedua bahan dengan air secukupnya. tambahkan minyak kayu putih atau parem. olesakan atau gosokan pada bagian yang keselo. bisa juga dengan menempelkan ramuan yang elah dihaluskan tersebut kebagain yang sakit, lalu balut dengan kain kasa.

c.) beras kencur
Di kalangan masyarakat jawa. dipaduh dengan saripatih beras, kencur diolah menjadi minuman penyegar bernama beras kencur yang bisa menghilangak pegal-pegal dan menyegarkan badan. Minuman ini banyak dijual dipasar tradisonal dan penjajah jamu keliling. Sekarang, kita dapat dengan mudah membeli beras kencur tampa harus bersusah payah memebuatnya sendiri. Misalnya dalam bentuk cair dan siap konsumsi, atau bubuk yang siap seduh. Jika ingin membuat sendiri dirumah, caranya muda. siapkan beras dan kencur sesuai kebutuhan. Jika menginkan rasa dan aroma yang berbeda, tambahkan dengan bahan-bahan lain. Biasanya bahan-bahan lain yang dibubuhkan antara lain: Biji kedaung, rimpang jahe, biji kapulogo, asam jawa, kayu keningar, kunyit, jeruk nipis, atau buah pala. Untuk pemanis, digunakan gula merah, dicampur gula putih atau gula batu.

E85 Conversion Kit - ETOM (Ethanol Technology of Minnesota) - Go Green S...