This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 18 Februari 2014

Apa Sih Yang Perlu Diketahui Tentang Sensor Kamera?

Dunia Fotografi - Sensor bisa dikatakan adalah jantung atau pusat dari kamera kalian. Sensor gambar memainkan peran yang sangat mendasar dalam fotografi digital, Jadi mengetahui dan memahami bagaimana karakter kunci sensor akan sangat membantu Sobat InFotografi saat berinteraksi dengan kamera digital. Apa saja sih yang harus kita ketahui tentang Sensor gambar?

Image sensor

UKURAN SENSOR

Sensor gambar terdapat beberapa ukuran, salah satunya adalah full-frame yang memiliki ukuran yang sama dengan frame film 35m. Pengetahuan tentang bagaimana pentingnya ukuran sensor merupakan hal yang vital dalam fotografi, mengapa? simak yuk alasan-alasan berikut:
  1. Ukuran sensor gambar menentukan focal length lensa yang digunakan oleh kamera.
  2. Ukuran sensor yang lebih besar pada umumnya mampu menghasilkan kualitas gambar yang lebih bagus, karena pixel lebih besar dan akan menghasilkan sedikit noise.
  3. Semakin besar ukuran sensor maka harga juga akan semakin mahal.
  4. Kamera yang memiliki sensor lebih besar maka akan memiliki viewfinder yang lebih besar pula.
  5. Sensor berukuran besar memberikan Depth of Field yang lebih sempit jika dibandingkan denggan sensor ukuran kecil.
Sensor-sensor full-frame bisa ditemukan pada kamera model semi-pro dan pro, dan memiliki dimensi yang sama dengan frame film 35mm. Ukuran resolusi kamera full frame tersebut bisa dikatakan sangat tinggi: Canon EOS-1Ds Mk III memiliki 21.1 juta pixels, Sony Alpha 900 memiliki 24.6 megapixels, sementara Nikon D3x memiliki 24.5 juta pixels.

Sensor APS-H digunakan pada kamera EOS-1D dan sepertinya memang diperuntukkan bagi fotografer sport dan wildlife yang membutuhkan sedikit fungsi extra dari sensor ukuran kecil.APS-C merupakan ukuran sensor yang paling banyak digunakan, Sobat bisa menemukan di banyak kamera DSLR, bahkan pada kamera CSC Sony dan Samsung.Sensor Four-Third merupakan sensor terkecil dari semua sensor yang ada. Berikut ini adalah ukuran-ukuran sensor: 
  • Full Frame: 36x24mm
  • APS-H: 28.7x19.1mm
  • APS-c: 23.6x15.5mm (Nikon, Pentax, Sony)
  • APS-C: 22.3x14.9mm (Canon)
  • Four-Thirds: 17.3x13mm
  • Nikon CX-Format: 13.2x8.8mm
  • PentaxQ: 6.17x4.55mm

KEPEKAAN CAHAYA


Pada era film, ISO (Internation Standard Organisation) mewakili tingkat kepekaan terhadap film, Sistem ini juga digunalan pada sensor gambar. Semakin rendah tingkat ISO yang digunakan, maka semakin rendah kesensitifan sensor terhadap cahaya, begitu juga sebaliknya. Tetapi satu hal yang perlu diingat adalah ketika Sobat menaikkan ISO maka potensi timbulnya noise akan semakin besar pula, dan mungkin noise ini tidak Sobat inginkan. Jangkauan ISO bervariasi di setiap sensor tetapi pada umumnya ada pada range ISO 100-6400.

Beberapa kamera high-end menawarkan iso terendah sampai ke angka 50, dan ISO maksimal sampai ke 102,400, ISO tinggi tersebut mampu untuk mengambil gambar saat malam hari. Kamera kebanyakan sekarang juga telah melengkapi fiturnya dengan Noise Reduction.


RESOLUSI GAMBAR


Sebuah sensor gambar dibentuk dari jutaan pixel. Semakin banyak pixel yang dimiliki oleh sensor maka semakin tinggi resolusinya. Jutaan pixel ini dituliskan sebagai megapixel, jadi sensor 12 juta pixel akan dituliskan dengan 12 megapixel. Mungkin Sobat sering mendengar bahwa semakin besar ukuran pixel maka semakin bagus pula kualitas gambar, tapi itu adalah pendapat yang tidak sepenuhnya benar! Ukuran sensor juga memainkan peran, seperti yang telah kami sebutkan di awal bahwa pixel yang lebih besar pada sensor yang juga lebih besar pada umumnya akan memberikan kualitas yang bagus. image processor, dan optik lensa juga memiliki peran tersendiri bagi kualitas gambar.


SENSOR DAN LENSA


Jika sobat pernah membaca atau mendengar tentang relasi antara senosr gambar dan lensa mungkin akan terdengar sedikit membingungkan, tetapi Sobat akan terbiasa jika telah mendapatkan beberapa pengalaman. Jika Sobat memiliki Dua lensa yang identik yang bisa dipasang pada kamera dengan sensor full-frame dan APS-C, maka sobat akan melihat hasil dengan perbesaran yang berbeda.

Setiap sensor memiliki crop factor, dimana harus dikalikan dengan focal length untuk memberikan focal lenth yang efektif digunakan. Sebagai contoh: sensor APS-C memiliki crop factor 1.5x (1.6x pada Canon), dan sensor four-third memiliki crop factor 2x, jadi jika Sobat menggunakan lensa 50mm pada kamera bersensor Four-Thirds maka focal length lensa efektif adalah 100mm. Foto yang dihasilkan adalah sama dengan hasil pada 100mm pada kamera film 35mm atau sensor full-frame. Lensa 100-300mm yang digunakan pada DSLR nikon yang bersensor APS-C memiliki focal length efektif 150-450mm. Berikut ini adalah data lengkap crop factor pada setiap sensor:


  • Full Frame: 1x
  • APS-H: 1.3x
  • APS-C: 1.5x (Nikon, Pentax, Sony)
  • APS-C: 1.6x (Canon)
  • Four-Thirds: 2x
  • Nikon CX-Format: 2.7x
  • Pentax Q: 5.5x

Tips Memotret Model - Angle dan Pose

Tips Fotografi - Beberapa artikel membahas tentang perangkat apa saja yang Sobat butuhkan untuk membangun sebuah studio fotografi sederhana. Nah, setelah Sobat telah men-setting semua kebutuhan serta kamera, maka kalian siap untuk memulai memotret. Mungkin Sobat akan mulai merasakan tantangan terbesar saat memotret model, bukan pada masalah teknis, melainkan karena mau tidak mau Sobat harus mengatur pose model kalian.

Alexi "Studio" Setup Shot


Bagi banyak fotografer ketika menghadapi hal ini sedikit banyak akan merasa lebih tertarik memotret landscape daripada berhadapan dengan model yang notabene adalah saudara, teman atau non-profesional model lainnya, kenapa? Yah.. karena kalian harus memberikan instruksi bagaimana mereka harus berpose. 


Kali ini InFotografi akan memberikan beberapa tips dasar bagaimana mereka berpose, tetapi perlu diingat tugas utama kalian sebagai fotografer adalah bagaimana membuat mereka merasa santai dan nyaman didepan kamera, jika itu tercapai, maka percayalah semua proses pemotretan akan mengalir secara alami. Sobat sebelum pemotretan di dalam studio juga bisa mencari referensi pose melalui majalah, buku, galeri foto sehingga kalian mendapatkan ide-ide segar tentang pose yang kalian cari.


Hal yang terpenting bukan saja bagaimana pose model kalian. Sobat juga perlu mempertimbangkan angle kalian sendiri, ketinggian kamera saat memotret tentu memberikan dampak tersendiri bagi hasil akhir foto kalian bukan? Berikut ini adalah Tiga angle yang bisa kalian gunakan dan hasil foto akhirnya:






1. Angle Tinggi
Posisi kamera yang sedikit lebih tinggi dari model/subyek seringkali bisa memberikan hasil yang lebih menarik. Pada umumnya akan membuat wajah model lebih kurus. Perhatikan bahwa bagian leher dan rahang terlihat lebih jelas, jangan memposisikan kamera terlalu tinggi, karena posisi tersebut akan sedikit terlihat aneh.



2. Angle Sejajar (Eye Level)
Angle Eye level dengan pencahayaan yang tepat bisa digunakan pada banyak kondisi. Perhatikan bahwa ketinggian kamera akan berdampak pada bagaimana hasil foto portrait kalian. Layar LCD kamera kalian memiliki peran penting untuk membantu kalian mereview kembali hasil akhir foto. Jika tinggi badan Sobat lebih rendah dari model, maka gunakan kotak atau tangga kecil untuk mencapai ketinggian yang pas.

3. Angle Rendah
Prinsip angle rendah pada umumnya adalah: semakin rendah angle yang kalian gunakan maka akan berkurang juga daya tarik foto portrait kalian. Angle ini tidak membuat subyek kalian semakin ramping! Angle ini sering digunakan untuk foto-foto coorporate, dimana para pemimpin atau direktur perusahaan tersebut bisa mendapatkan kesan besar dan berkuasa.



Berikut ini adalah Tiga pose klasik yang mampu memberikan hasil yang menarik

 

Pose Wanita


Pose pertama dimana subyek hanya berdiri 'biasa' tidak akan menghasilkan foto portrait yang menarik. Mintalah mereka sedikit menggeser separuh badan mereka ke belakang sehingga menampilkan tiga perempat badan mereka. Pose tersebut akan jauh lebih menarik. Menambahkan bagian tangan ke dalam frame juga bisa menjadi komposisi yang menarik. Tetapi ingat! Tangan jangan terlalu dominan, ukuran tangan bisa hampir sama dengan wajah, sehingga berpotensi sebagai distraction.


Pose Pria


Sama halnya seperti pose wanita diatas, pose dengan hanya berdiri tidak akan berhasil menyajikan daya tarik. Minta model pria kalian untuk memindahkan kaki satu langkah kedepan dan juga berat badan sedikit condong ke depan. Pose ini selbih memberikan nuansa dominan serta maskulin. Selipkan satu tangan ke dalam saku celana dan kalian akan mendapatkan pose yang lebih menarik. 


Pose Berpasangan


  1. Pose pasangan akan relatif lebih rumit dibandingkan Dua pose diatas, Sobat diharuskan memberikan beberapa pendekatan berdasarkan pada ukuran serta bentuk subyek kalian. Prinsip dasarnya adalah kedua pose diatas masih bisa berlaku di pose couple ini. Foto sejajar bersebelahan dan menghadap kamera tidak akan memberikan foto yang menarik, dan dilain sisi foto yang menunjukkan tiga perempat badan bakal jauh lebih menarik. Lakukan ujicoba dengan bagaimana mata berinteraksi. Mata yang saling memandang bisa memberikan hasil foto yang bagus.

Tips Membeli Kamera DSLR Bekas

Tips Fotografi - Meskipun model-model kamera keluaran baru disertai dengan teknologi termutakhir serta spesifikasi yang impresif, tetapi mereka tentu terkadang memiliki harga yang berada diluar jangkauan kita. Jika kondisi tersebut menjadi permasalahan Sobat, jangan merasa frustasi terlebih dahulu. Para fotografer tidak sedikit yang melakukan upgrade ke kamera keluaran baru dan menjual kamera lama mereka. Hal ini bisa menjadi peluang Sobat InFotografi untuk memiliki kamera second keluaran beberapa tahun yang lalu.



Membeli perangkat foto 'second' tentu menuntut ketelitian tersendiri, jadi Sobat harus memastikan agar mendapatkan kamera yang masih prima dan buka kamera dengan banyak kerusakan di sana-sini. Langkah pertama yang bisa Sobat lakukan adalah pastikan kalian membeli dari sumber yang tepercaya. Telusuri dan periksa review penjual jika Sobat membelinya secara online, pastikan seller adalah penjual yang bisa dipercaya. Sobat juga bisa membeli kamera 2nd dari website atau toko lokal yang memberikan garansi penggunaan.

Ada beberapa hal penting yang harus Sobat perhatikan saat membeli kamera second-hand untuk memastikan kondisi kamera memang cocok dengan apa yang Sobat bayarkan. Mintalah preview kamera sebelum kalian membayarnya, tetapi jika Sobat membeli secara online, maka mau tidak mau sobat harus benar-benar percaya terhadap si penjual kamera tersebut. Tetapi ingat! ajukan pertanyaan jika dirasa perlu. Pastikan tidak ada aksesoris penting kamera yang hilang seperti: lens cap, baterai, charger, dan kemudian lakukan pemeriksaan kamera sebagai berikut:

1. Periksa dead pixel
Ambil beberapa gambar! Jika sobat menemukan beberapa area terlihat tidak bewarna maka kemungkinan terdapat dead pixel. Pindah foto tersebut ke komputer PC atau notebook untuk memeriksa apakah dead pixel hanya pada layar LCD dan tidak berdampak pada foto atau malah dead pixel ada di bagian sensor kamera.

2. Periksa debu pada sensor
Jika sobat membali kamera CSC atau DSLR, maka lihatlah bagian sensor dengan cara melepas lensa atau body cap. Periksa dan lihat apakah sensor dalam keadaan bersih! perhatikan apakah terdapat partikel-partikel debu. Jika sobat tidak bisa melihat bagian sensor, maka coba ambil satu foto (langit), lihatlah apakah ada semacam noda tercetak pada foto tersebut.

3. Periksa jumlah shutter count
Periksa sudah berapa banyak tombol shutter telah dilepaskan. Sobat bisa melakukannya dengan mengambil foto dan menguploadnya ke website: www.myshuttercount.com

4. Periksa mounting lensa
Jika Sobat membeli kamera yang bisa berganti lensa, maka pastikan bagian mounting (uliran) tempat lensa tidak ada cacat atau kerusakan. Sebagai tambahan Sobat juga bisa memeriksa apakah mounting kamera tersebut komptibel atau cocok dengan lensa-lensa yang sudah kalian miliki, jika tidak cocok maka Sobat perlu membeli lensa lagi yang kompatibel.

5. Lakukan pengujian autofokus
Ambil satu foto untuk melihat seberapa cepat kamera melakukan fokus, kemudian fokuskan ke titik tertentu menggunakan single AF dan zoom untuk melihat ketajaman hasilnya. Lakukan pengujian juga pada continuous AF dengan memotret subyek yang begerak dan lihat hasilnya.

5. Telusuri kerusakan body kamera.
Kerusakan bagian luar juga bisa berarti kerusakan bagian dalam kamera, jadi waspadai jika terdapat cacat fisik. Periksa juga semua tombol dan dial berfungsi dengan semestinya. Pastikan juga flash bekerja dengan baik.

6. Lihat hotshoe
Hotshoe adalah logam kecil yang bisa Sobat temukan di bagian atas kamera. Jika sobat membeli kamera yang memiliki hotshoe maka periksa dan pastikan berfungsi dengan baik. Periksa menggunakan aksesoris fotografi yang menggunakan hotshoe seperti flash external untuk lebih memastikan.

7. Periksa ruang baterai dan slot kartu memori.
Buka tempat atau slot baterai serta kartu memori dan periksa apakah ada kerusakan. Slot baterai bisa Sobat temui di bagian bawah kamera, dan slot kamera kebanyakan berada di bagian sisi atau samping. Lihat dan periksa apakah ada pin yang bengkok maupun kotoran, alangkah baiknya sobat bisa memeriksa dengan mencoba langsung baterai atau kartu memori. Jika Sobat sudah memiliki kartu memori sebalumnya, maka pastikan cocok untuk kamera yang akan kalian beli, karena beberapa model hanya bisa menggunakan kartu microsd dan tidak kompatibel dengan varian SDXC yang memiliki kapastias besar.

Senin, 17 Februari 2014

Melatih "Mata Fotografi"

Tips Fotografi - Kapan sebuah foto bisa dikatakan hebat? Tiap hari tentu Sobat sudah sering melihat foto-foto bagus, tetapi apakah sobat pernah menemukan satu foto yang membuat kalian mendekat dan mencermati foto tersebut lebih dalam? Tidak semua orang atau bisa memotret dan menghasilkan foto yang memiliki daya tarik seperti itu, tetapi ada beberapa hal yang bisa kita ikuti dan pelajari.
Eyes of Mind

Menganalisa apa yang membuat sebuah foto itu hebat adalah satu langkah awal yang bagus. Apa yang fotografer tersebut lakukan sehingga bisa membuat foto tersebut lebih menarik diantara lainnya? Sadar atau tak sadar seorang fotografer akan melalui sebuah ceklist dan bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sebelum menekan tombol shutter.

Pertanyaan pertama yang mungkin muncul adalah: "Mengapa saya mengambil foto ini?"Jika Sobat berdiri di depan tuku Monas mungkin jawabannya adalah: "Untuk membuktikan bahwa saya pernah disini", atau untuk "Mengabadikan semua tempat yang saya kunjungi saat liburan". Kedua alasan tersebut tidak ada yang salah, tetapi lebih cocok untuk turis dibandingkan untuk seorang fotografi. Sebaliknya, seorang fotografer yang berpengalaman mungkin akan menjawab: "Karena saya suka bagaimana kawat berkarat tersebut berada di dekat hijau dedaunan", atau "Karena cahaya senja kemerahan tersebut menarik perhatian saya".

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang mungkin ada di dalam ceklist seorang fotografer sebelum mereka menekan tombol shutter. Semakin banyak daftar pertanyaan di ceklist kalian, maka hal tersebut semakin bagus untuk melatih mata fotografer kita.
  1. Bagaimana kondisi cuaca? Kondisi cuaca dan pencahayaan akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil foto-foto kita.
  2. Apakah subyek terfokus? Seberapa banyak area foto yang terfokus? apakah hal tersebut cocok untuk subyek foto saya? poin nomor Dua ini adalah tentang Depth of Field.
  3. Apakah shutter speed sudah sesuai? Menjawab pertanyaan ini sangat penting ketika Memotret secara handheld agar terhindar dari foto blur yang diakibatkan oleh camera shake. Shutter speed juga penting saat memotret obyek yang bergerak cepat dan Sobat ingin membekukan atau menunjukkan blur.
  4. Apakah saya sudah mengkomposisikan foto dengan baik? Komposisi bisa menjadi sebuah parameter keberhasilan sebuah gambar/foto.
Sobat bisa menggunakan ceklist pertanyaan tersebut, tetapi jika menemukan kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, Sobat bisa menyusun daftar ceklist tersendiri, toh fotografi itu seharusnya menyenangkan bukan? Dan tentunya pada saat memotret kita tidak selalu mendapatkan atau menghasilkan foto yang sempurna. Tetapi melatih "Mata Fotografi" merupakan langkah awal yang penting, dan tentunya itu membutuhkan waktu dan ketekunan.